Engkau tercipta begitu sempurna
Bukti Kuasa Sang Penguasa Nirwana
Bukti Kuasa Sang Penguasa Nirwana
____________________________________________________________________________
Wanita itu berhati lembut…nalurinya sebening titik titik embun di atas daun
rerumputan…bila saat mentari bersinar…airnya jatuh menetes menyerap
sampai di ujung bumi…menumbuhkan berjuta bijian menjadi tunas tunas muda
yang hijau bersemi…
Wanita itu berperasaan halus…kehalusannya
mampu merobohkan kekerasan bukit batu yang sombong…menjadikan hatinya
laksana samudera akhir dari sungai sungai yang bermuara…
Wanita
itu berjiwa kesatria…ketegaran hatinya bagai barisan batu karang di bibir
pantai…tak luluh dari terjangan badai yang bergemuruh…tak gentar oleh
hempasan gelombang laut pasang…dan tak bergeming dari buruknya angin
musim barat…
Aku terpukau…memandang di kedalaman jiwanya…
Yang indah rupawan seperti bunga-bunga mekar di saat pagi menanti sinar harapan…
Yang indah rupawan seperti bunga-bunga mekar di saat pagi menanti sinar harapan…
Wanita
itu bisa berhati keras…bagai batu pualam di malam gelap…mampu
melumatkan hati para kumbang-kumbang dalam sekejap…emosinya bagai
gelombang…. mampu menggulung bahtera yang dilaluinya…
Wanita itu bisa menjadi angkara…seperti api yang berlidah panjang…kobarannya menghanguskan seluruh jiwa…menjadi debu-debu yang berhamburan diterjang deru angin yang mendesing
Aku menutup mataku saat memandang jiwanya…sehalus dan sekeras itukah hatinya…???
Wanita laksana kembang dan api…tak akan tersulut bila bara tiada di hati….harum semerbak menyelumuti bumi…Bila kembang selalu ada di hati…
Karya : Rasull abidin, 31 Des 2011.
Aku telah melalui sebagian dari perjalanan panjangku. Perjalanan menuju keabadian apa yang pernah menjadi mimpi-mimpi besar di masa kecil itu. Mimpi, sebuah kata yang tersematkan dalam batinku, yang selama ini telah menuntun aku melewati jalan panjang yang penuh liku.
Aku pernah terjatuh. Aku juga pernah menelan pahit getirnya mengecap rasanya kecewa akan ketidakmampuanku menggapai apa yang menjadi bagian dari rajutan impian itu. Aku telah banyak melalui badai, menerjang batu api yang menjilat-jilat, dan bahkan aku juga pernah berjuang berdarah-darah dalam memperjuangkannya. Tapi, sekuat apapun aku berjuang, setegar apapun aku kembali berdiri, tak ubahnya aku juga seorang wanita biasa yang selalu merasa dan mencerna apa yang aku dapat dengan kalbu yang telah Ia titipkan untuk aku jaga.
0 komentar:
Posting Komentar