Desember 30, 2012

Diposting oleh Sabita Normaliya di 10.11 0 komentar
buka mata, rasakan dengan hati, dan tersenyumlah karena masih banyak hal untuk disyukuri dari hanya sekedar mengeluh dan membuang-buang tenaga.

Desember 27, 2012

Diposting oleh Sabita Normaliya di 17.04 1 komentar
mungkin kamu tak ingat apa yang telah kamu tuturkan hingga orang lain merasakan apa itu sakit hati karena ucapanmu . memaafkan? pasti, tapi melupakannya? sepertinya sulit.. karena rasanya masih sakit hingga detik ini ketika aku masih mampu mengingatnya.

maaf, bukan maksud mendendam, hanya saja Allah masih memberi aku ingatan yang baik untuk menyimpan pedasnya ucapan itu. InsyaAllah aku akan banyak belajar dari kamu....
Terimakasih

Desember 23, 2012

bungkam

Diposting oleh Sabita Normaliya di 19.21 0 komentar
Kalau sendiri jauh membuat aku lebih baik, aku lebih memilihnya. Karena, bagiku tidak semua teman yang aku kenal baik, dia memang benar-benar baik. Setidaknya dengan aku cukup tahu siapa dia, maka aku akan jauh lebih berhati-hati dalam bertutur.. Menutup rapat mulut dan tak berkata, kupikir itulah jalan keluar yang sebetulnya..

Terimakasih Ya Allah Kau tunjukkan siapa dia

Desember 05, 2012

mengenal lebih dekat

Diposting oleh Sabita Normaliya di 17.36 0 komentar
Sudah terhitung satu tahun aku menulis di sini. Menulis untuk sesuatu yang tak mampu aku ucapkan dengan lisanku. Kali ini ketika aku menulis, aku ingin menuliskan yang mungkin tak banyak orang tahu. Aku ingin menuliskan tentang orang-orang yang luar biasa berarti dalam hidupku. Dialah ayah, ibu, dan juga adikku.
Kami dalam Kesederhanaan yang Allah Berikan

Desember 04, 2012

my first salary

Diposting oleh Sabita Normaliya di 19.59 0 komentar
Adakah diantara kalian yang bertanya-tanya apa maksud dari judul tulisanku kali ini? Aku yakin, pasti satu, dua, tiga, atau bahkan banyak pihak yang bertanya tentang hal serupa. Aku memang belum menuliskannya. Bahkan sedikitpun aku belum menyinggungnya disini. Namun, itu bukan berarti aku tidak ingin berbagi, hanya saja memang waktunya belum tepat, dan aku juga belum sempat.

Alhamdulillah kemarin malam, uang dari hasil keringatku dibagikan. Sebuah amplop putih dengan beberapa lembar uang rupiah didalamnya itu adalah gaji pertamaku setelah beberapa hari bekerja. Jumlahnya mungkin tak banyak, tapi bukan itu yang aku kejar. Namun, disinilah aku banyak belajar. Belajar untuk menghargai apa itu uang dan betapa sulitnya orang tuaku mengumpulkan lembar demi lembarnya untuk membiayai hidupku. 

Bekerja? Iya, aku sekarang sedang bekerja. Bukan bekerja full time, namun, bekerja paruh waktu untuk mengisi waktu senggangku. Alhamdulillah aku bekerja tidak jauh dari profesiku. Aku bekerja menjadi seorang asisten dokter spesialis anak. Beberapa hari aku bekerja, aku banyak sekali mendapakan pelajaran baru. Pelajaran yang mungkin tidak aku dapatkan di bangku kuliah. InsyaAllah aku betah. InsyaAllah aku suka dengan apa yang kini aku jalani.

November 27, 2012

semalam

Diposting oleh Sabita Normaliya di 11.12 3 komentar
Semalam, terasa begitu lama.
Semalam, terasa begitu nyata.
Kau tepat berada di atas bumi dimana aku berpijak,

Gagah, kau hadir sempurna dengan tungganganmu
Gemuruh mesin burung besi yang kau bawa, 
menyeruak dan menggetirkan hati.
Aku takut,
Aku gentar,
dan aku khawatir 
Pelor-pelor besi dihujamkan kearahmu,
Aku berlari,
Aku hanya bisa sembunyi

Semalam, kau terlihat nyata
Semalam, kau terlihat seperti apa yang  selama ini aku pikirkan
Semalam yang hanya singkat, tapi berlangsung cukup lama

Dalam sujud aku meminta,
Dalam tidur aku berharap,
Dan Allah perlahan menjawab pinta itu 
lewat mimpi yang ia titipkan dalam malam-malamku

November 26, 2012

Diposting oleh Sabita Normaliya di 08.24 0 komentar
Dalam hidup, seseorang akan lebih baik darimu.
Seseorang akan lebih pintar darimu.
Seseorang akan lebih cantik darimu.
Seseorang akan memiliki lebih dari apa yang kamu miliki.
Namun, tidak ada satupun orang yang seperti dirimu.
Karena Allah menciptakan kamu berbeda, 

dan setiap dari dirimu adalah istimewa

November 24, 2012

cukup sederhana

Diposting oleh Sabita Normaliya di 16.53 0 komentar
aku lebih suka menuliskannya secara sederhana..
sesederhana cahaya mentari yang menyinari jagad raya tanpa henti,
sesederhana embun pagi yang membasahi rerumputan, 
dan menjadikan setiap tetesnya penuh arti

aku lebih suka mengungkapkannya secara sederhana..
sesederhana kicau burung yang tak pernah terdengar lelahnya,
sesederhana desir air yang mengalir sebagai penghilang dahaga..

aku tak mampu mengungkapkannya,
aku hanya mampu menuliskannya,
sesederhana kata-kata biasa yang tersirat berjuta makna

November 10, 2012

tangis

Diposting oleh Sabita Normaliya di 18.08 1 komentar

Pagi ini, aku mendengar apa yang tak pernah sekalipun aku inginkan. Kudengar suaranya lain, dan aku tahu suara ini. Tangis. Hatiku marah ketika mendengar suara tangis, terlebih jika itu ibuku. Aku marah, bukan karena aku tak sayang, aku marah juga bukan karena tak peduli, tapi aku marah jika aku membiarkan hati ibu terluka tanpa aku berbuat apa-apa. Belum sempat aku menanyakan mengapa, ibu akhirnya angkat bicara.
"Adekmu dapet kerja" ujarnya terisak menahan tangis.
Lantas aku masih terdiam dan berkata dalam hati. "Terus mengapa ibu menangis?". Tak sempat kulontarkan ibupun menambahi ucapannya.
"Alhamdulillah, akhirnya adekmu dapat kerja." Ucap ibu dengan suaranya yang semakin bindeng
Aku masih saja diam, jujur mataku mulai berkaca-kaca. Aku paling tidak bisa mendengar suara ibu ketika ia menangis. Walaupun aku tak tahu apa masalahnya, aku jujur tak kuasa mendengarnya. Hingga ia pun melanjutkan ucapannya.
"Ibuknya belum sempat lihat anak-anaknya sukses, kok Allah sudah ambil. Seandainya ibuke masih ada, pasti seneng."
Hatiku terasa semakin sakit mendengar ucapan demi ucapan yang ibu ucapkan sendiri tanpa sedikitpun kutanggapi. Aku tahu apa yang ibu rasakan.  Tapi aku bersyukur manakala ibuku juga menjadi ibunya yang tidak jauh lebih beruntung memiliki sosok ibu yang sebenarnya tapi memiliki kasih sayang yang sama besarnya dengan cinta yang ia berikan pada aku dan juga adikku.

November 07, 2012

Diposting oleh Sabita Normaliya di 15.00 0 komentar
.....dan kalau masalahnya uang, aku hanya bisa diam. Meskipun sebetulnya hatiku menjerit dan menahan pesakitan ini. Uang, uang, uang, ketika semua hal berorientasikan pada uang, aku merasa ingin menjerit. Kenapa aku tidak lahir seperti mereka yang kaya dan berlimpah harta? Mengapa hanya seperti ini dan lagi-lagi uang selalu menjadi masalahnya. Marah, mengeluh, dan selalu saja akan berakhir dengan perdebatan yang tak ada jalan akhirnya. Kalau orang meminta untuk bersyukur, bersyukur, bersyukur, bisa jadi aku selalu berusaha dan mencobanya. Tapi orang lain bagaimana? Ketika hanya mengeluh dan terus mengeluh dengan uang, uang, uang, uang sepanjang harinya. Sementara aku yang selalu mendengar ratapan itu, apa iya aku hanya diam saja? Apa yang bisa aku lakukan? Kerja? Kerja macam apa....................................................

November 04, 2012

Purna

Diposting oleh Sabita Normaliya di 13.10 0 komentar
Cepat atau lambat, hal ini pasti terjadi pada kami. Ayahku adalah seorang abdi negara yang mengawali karirnya dengan masuk tamtama. Bukan hal yang mudah dimasa itu ketika ayah pada akhirnya memang bisa seperti sekarang. Tapi, untuk prajurit yang megawali karirnya dari tamtama seperti ayahku, hal ini memang sudah menjadi konsekuensinya. Sudah sekitar tiga puluh tahun ayahku mengabdikan dirinya untuk menjadi tentara. Dua puluh satu tahun aku menjadi anaknya dan besar dari kerja kerasnya itu.

Kini usia ayah hampir memasuki angka 53 tahun. Tepatnya beliau akan genap berusia 53 tahun pada bulan Januari tahun 2013. Itu artinya diulang tahun ayah yang ke 53 beliau harus siap menjadi seorang purnawirawan. Itu berarti, kehidupan kami berangsur-angsur akan berubah.

Dulu, aku belum begitu peduli dengan hal ini. Bahkan ku pikir itu memang bukan urusanku. Namun, aku merasa betapa aku sangat jahat sudah berfikir seperti itu. Hingga suatu hari ketika ayah mengulangi hal yang sama, akupun mulai menitikan air mata, seperti hari ini ketika aku menuliskan tentang semua ini.  


November 03, 2012

Bukan hanya Milik Mereka yang Kaya

Diposting oleh Sabita Normaliya di 10.41 0 komentar
 Tidak terasa kalau sekarang sudah memasuki liburan semester. Kuputuskan untuk pulang ke kampung halaman, walaupun hanya bisa aku lakukan minimalnya satu kali dalam satu tahun. Setidaknya itu jauh lebih baik daripada aku tidak lantas pulang sama sekali. Pasti ibu dan juga adik-adikku sudah menyimpan rindunya untuk aku selama satu tahun ini.
Di sepanjang perjalanan pulang, di tengah hiruk pikuk kota besar, di sela-sela terik matahari yang menyengat kulit, pikiranku kembali kacau. Aku mulai ragu dengan keputusanku untuk melanjutkan kuliah. Rasanya aku hanya menjadi benalu untuk keluargaku. Biaya kuliah sangat mahal. Belum lagi uang yang harus ibu kumpulkan untuk biaya hidupku selama tinggal di kota orang. Tapi, kalau pada akhirnya aku mundur, itu akan sangat mengecewakan ibu. Kubenamkan wajahku dalam tengkupan telapak tanganku, dengan harapan aku segera menghapuskan semua pikiran buruk yang menelusup dalam bongkahan otakku.

dia

Diposting oleh Sabita Normaliya di 10.25 0 komentar

bagiku, dia adalah keindahan yang tidak akan pernah mampu kuucapkan dalam lantunan kata-kata.
dialah yang tak mampu aku gambarkan dalam goresan pena dalam lembaran jiwa.
keindahannya membuat aku seolah tidak mampu melakukan apa-apa.
tapi, dialah yang membuat aku merasakan keindahan itu sederhana dan apa adanya.
itulah dia..
Diposting oleh Sabita Normaliya di 08.59 0 komentar
Seine River- Paris [Bismillah]

masih yakin

Diposting oleh Sabita Normaliya di 08.31 0 komentar
"Dan sampai pada detik ini, aku masih yakin untuk tetap menunggu. Walaupun sebenarnya aku juga tidak tahu aku menunggu untuk apa."

November 02, 2012

Diposting oleh Sabita Normaliya di 21.26 0 komentar
Aku tidak memulainya dengan rasa cinta,
tapi ini sangat nyata.
Aku tidak memilihnya karena aku suka,
tapi aku memang telah jatuh di dalamnya.

Bukan cinta, bukan pula suka.
Tuhanlah yang berkehendak atas semuanya.

Oktober 31, 2012

Diposting oleh Sabita Normaliya di 15.14 0 komentar
Beauty Days Out- BDO with Marina Local Trip, Bali

[29-30 September 2012]
Diposting oleh Sabita Normaliya di 15.01 0 komentar
Liputan Media- Majalah Gadis edisi bulan Oktober tahun 2012.

[Oktober 2012]
Diposting oleh Sabita Normaliya di 14.50 0 komentar
A History- Bersama dengan orang hebat yang telah membuat ayahku hebat pula: "Marsekal Pertama TNI T. Seto Purnomo (Kabinda Riau BIN)"


[25 Desember 2009]

Oktober 09, 2012

Beauty Days Out Local Trip Denpasar

Diposting oleh Sabita Normaliya di 21.56 0 komentar
Pemenang Beauty Days Out "BDO" Local Trip Denpasar (Denpasar, Surabaya, Malang)

Setibanya aku dan Sahabat Marina lainnya di Bandara Internasional Ngurah Rai, Denpasar, kami disambut dengan beberapa orang dengan kaos Marina. Jelas sekali mereka adalah panitia yang telah ditunjuk untuk menjadi LO kami selama kami berada di Bali.

Oktober 08, 2012

Beauty Days Out with Marina

Diposting oleh Sabita Normaliya di 21.06 1 komentar
Rasanya masih seperti mimpi. Bahkan satu minggu telah berlalu, aku seakan-akan masih belum percaya kalau aku dapat kesempatan ini. Kesempatan pertama untuk bisa bergabung dengan acara produk yang biasa aku saksikan di iklan televisi.

Semua cerita ini berawal sekitar tiga bulan yang lalu, dimana aku secara tidak sengaja mengklik aplikasi dari fanpage produk Marina. Setelah itu, aku mencoba melengkapi semua persyaratan yang dimintanya untuk kelengkapan kuis ini. Sebenarnya aku sempat bingung dan syok, karena ternyata peraturannya adalah mengirimkan foto bersama dengan sahabat. Sahabat? hihi siapa sahabatku? Kufikir dalam kehidupanku aku tidak benar-benar memilikinya. Kalau teman baik, lain lagi ceritanya. Finally, aku membuka folder foto yang aku miliki dan mencari foto-foto berdua antara aku dan juga teman baikku. Alhasil, aku memutuskan untuk mengirimkan foto bersama dengan teman baikku di SMA. Setelah aku memutuskan untuk memilih foto ini, maka aku segera meminta data dirinya secara lengkap untuk memenuhi data kuis yang aku ikuti tersebut.

Hari demi hari silih berganti. Agaknya aku masih saja terus mengusahakan untuk mendapatkan apa yang aku inginkan. Aku ingin mendapatkan kesempatan untuk menang dan bisa berlibur secara gratis. Aku aktif mengundang teman-teman untuk bergabung dengan aplikasi "Beauty Days Out" ini. Aku juga aktif memberikan komentar di fanpage Sahabat Marina. Begitupun yang hampir setiap harinya aku lakukan hanya untuk sebuah kata, aku menang.

September 21, 2012

sulitnya menentukan pilihan

Diposting oleh Sabita Normaliya di 16.36 1 komentar
Aku sama seperti manusia pada kebanyakan di luar sana. Punya banyak mimpi dan senantiasa ingin menggapainya. Bagiku mimpi bukan hanya sebuah hal yang tak nyata, tapi sebuah motivasi yang tersemayam di dalam diri untuk berusaha dan membuatnya ada. Tidak sedikit orang yang menganggap bahwa aku adalah orang yang muluk-muluk dalam bermimpi. Memang. Bahkan sesuatu yang terkadang mereka anggap mustahil, akupun selalu berharap dan percaya bahwa itu mungkin dan bisa aku dapatkan. Biarlah, ini mimpiku, dan ini jalanku. Toh apapun itu mimpiku, hal itu juga tidak membuat mereka rugi, bukan? 

Berawal dari mimpi, aku berusaha. Pertama kali mencoba, aku gagal. Bahkan aku mungkin telah kehilangan mimpi besar itu. Tapi apa itu artinya aku telah benar-benar gagal? Tidak. Karena betapa Allah telah mempersiapkan ganti yang jauh lebih baik dari kegagalan semu itu. Sepuluh kali mencoba, delapan kali aku gagal, dan sisanya aku mulai tersungkur dan jatuh berdarah. Tapi bukan hal itu yang membuat aku menyerah dengan mimpi-mimpi besarku. Aku ingin bangkit dan terus menggapainya. Karena mimpi itu butuh perjuangan, bukan hanya sebuah ucapan ataupun angan.

September 13, 2012

Ganti yang jauh lebih baik

Diposting oleh Sabita Normaliya di 07.57 0 komentar
Dalam hidup ini, semuanya penuh dengan rahasia. Aku tidak lantas bisa menebak apa yang akan terjadi kepadaku setelah ini. Namun, walaupun semuanya tak terlihat, walaupun semuanya juga masih samar-samar, aku masih bisa berusaha untuk membuat apa yang tidak terlihat itu sedikit bisa dikhayalkan. Walaupun terkadang khayalan itu tidak seindah dengan kenyataan, tapi aku sudah mulai terbiasa untuk hal ini.

Entahlah. Terkadang orang menganggap aku terlalu ambisius dalam mengejar apa yang aku inginkan. Tapi sebenarnya bukan itu, hanya saja aku memang tidak ingin kehilangan sedikitpun kesempatan itu. Dan kegagalanpun sudah silih berganti datang dan membentuk mentalku. Bukan menyerah, tapi terus maju, menantang dan berdiri menjadi seorang pemenang. Mungkin kalimatku Kalian rasa cukup berat. Tapi kalimat-kalimat inilah yang membangkitkan aku ketika aku jatuh tersungkur dan tak ada seorangpun yang mampu menolong aku.

September 02, 2012

uang

Diposting oleh Sabita Normaliya di 13.22 0 komentar
Siapa yang tidak butuh uang? Aku yakin semuanya pasti butuh. Sesuatu yang satu ini sudah menjadi barang pasti betapa semua orang pasti membutuhkan apa itu uang.

Aku tidak ingin basa-basi menuliskan apa yang mengganjal dalam pikiranku sejak lama. Uang telah membuka mataku untuk tidak hanya berdiam diri dan hanya menunggu dermawan untuk mengasihi aku dan memberikan lembar demi lembar uang miliknya. Aku bukan orang yang perlu dikasihi.

Saat ini aku memang sedang dalam proses menuntaskan pendidikanku di bangku kuliah. Bahkan untuk hal ini aku hanya terus meminta uang orang tuaku untuk membayar uang semesteranku. Tapi, apa itu membuat aku bangga atas apa yang mereka berikan? Tidak !!! Lama-lama aku merasa hanya menjadi benalu untuk hidup seperti ini. Meminta, dan terus meminta walaupun itu bukan meminta pada dermawan-dermawan berdasi yang ada di dalam mobil mewah. Jelas, karena aku tegaskan, aku bukanlah seorang pengemis.  Jujur, aku memiliki gengsi tersendiri untuk hal ini, sebuah kata MINTA.

Aku malu dengan diriku sendiri. Memandang jauh ke dalam naluri dan merasa kecil, karena aku sadar aku bukan siapa-siapa. Bahkan hatiku semakin merasa buruk ketika aku tahu banyak teman-teman seumuranku sudah bisa mendapatkan uang dengan cara mereka sendiri. Aku? Bagaimana dengan aku? Sampai kapan aku bertahan dalam posisi ini? Meminta ayah ibuku untuk memenuhi semua hal yang aku inginkan. Jujur, aku malu terus menjadi benalu seperti ini. Tapi apa yang bisa aku lakukan? Menyisikan tabunganku setiap bulan dengan harapan untuk memenuhi apa yang aku inginkan? Kalaupun bisa sedikit membantu, itu bukan jalan keluarnya! Hingga pada akhirnya aku ingin melakukan sesuatu hal yang aku pikir bisa membantu keuanganku. Aku ingin bekerja. Tapi, apa? Kupikir untuk kerja paruh waktupun aku masih belum bisa lantaran jadwal perkuliahanku yang terlalu padat.

Agustus 11, 2012

Sempurna

Diposting oleh Sabita Normaliya di 10.52 2 komentar
Ketika banyak cahaya terang dan itu sangat menyenangkan, tapi aku tidak disana. Tuhan membawaku dalam kegelapan yang bahkan aku bingung harus berjalan ke arah mana. 
Ketika banyak tawa diantara hangatnya kebersamaan, tapi aku juga tidak disana. Tuhan menuntunku dalam kesendirian dan membuat hatiku perih dengan balutan tangis.
Ketika banyak orang bahagia dengan apa yang mereka dapatkan, aku juga tak kunjung ada. Tuhan memberikan aku banyak kegagalan dan keterpurukan.


***
Tuhan memberikan banyak hal yang tidak pernah aku inginkan. Tuhan memberikan aku kegagalan dimana aku selalu ingin mendapatkan keberhasilan, Tuhan memberikan aku sakit dimana aku hanya ingin selalu sehat, Tuhan memberikan aku jatuh dimana aku selalu ingin berada pada posisi paling tinggi, dan banyak hal lain yang tidak pernah aku inginkan, tapi Ia terus memberikannya kepadaku. Apa itu berarti Ia tidak mencintai aku? Apa itu berarti Ia tak juga mengasihi aku? Bukan itu jawabannya. Tuhan selau memiliki caraNya sendiri untuk menunjukkan rasa cinta dan kasih kepada umatNya. Mungkin ini adalah caraNya mencintai dan mengasihi aku serta menjadikan aku manusia yang SEMPURNA atas izin dariNya.

Agustus 08, 2012

cinta, sederhana

Diposting oleh Sabita Normaliya di 22.01 0 komentar
Beberapa waktu yang lalu salah seorang teman di SMA memberikan sedikit komentarnya pada salah satu judul tulisanku. Bukan tanpa alasan dia meninggalkan komentarnya, karena tulisanku kala itu menyinggung sedikit banyak tentang cinta. Iya cinta adalah sebuah kata isarat akan berjuta arti dan cerita. Sebuah kata yang pasti pernah menyusup dalam sukma setiap manusia, tidak terkecuali juga aku.


Berbicara tentang cinta, pasti tidak akan pernah ada habisnya. Bahkan aku begitu mengingat semua cerita-cerita itu. Cerita dimasa lalu, cerita dalam semua perjalanan kehidupanku. Cinta telah banyak memberikan aku pelajaran yang mungkin tidak didapatkan orang lain.
Cinta membuat aku belajar, belajar menjadi diri sendiri dan tegas untuk memutuskan.
Dan kalaulah hingga detik ini aku masih belum menemukanmu dalam keabadian hidupku, "cinta,"  bukan berarti aku bukan manusia yang tak beruntung. Mungkin tidak sedikit orang diluar sana menanyakan apa yang aku cari, entahlah. Hanya saja memang aku sepenuhnya berhak memutuskan. Begitupun untuk memilih dan juga untuk memutuskan apa yang menjadi keinginanku. Bukankah cinta itu kebebasan? Bukankah aku juga tidak lantas bisa memaksakan dia yang aku cinta untuk mencintai aku sebagaimana aku juga tidak bisa mencintai orang yang tidak aku cintai, bukan? Cinta itu tidak rumit. Bahkan tidak serumit kalimat-kalimat yang pernah aku tuliskan sebelumnya. Hanya saja cinta memang perlu dimengerti dan juga perlu dipahami. Karena sebenarnya cinta itu cukup sederhana :)


Agustus 06, 2012

Mechanical Engineer, Si Pencuri Hati

Diposting oleh Sabita Normaliya di 22.31 8 komentar
Setiap kalinya aku menulis, pasti bukan tanpa alasan. Aku selalu punya alasan mengapa aku menulis, dan terkadang tulisanku arahnya sudah jelas dan pasti bisa di tebak. Tapi, tulisanku yang kali ini? Entahlah, akupun juga merasa kebingungan untuk menentukan judul yang tepat. 

 Bisa dibilang ceritaku kali ini adalah seperti cerita sinetron. Apa benar demikian? Kupikir, lagi-lagi juga kurang yakin, tapi yang menjadi pertanyaannya adalah lantas mengapa aku menuliskan asumsiku sendiri yang bahkan aku sendiri juga kurang tahu apa dan bagaimana. Sepertinya aku mulai ngawur menuliskan kata demi kata dalam paragraf yang sedang aku susun ini. Ok saatnya kembali ketujuanku menuliskan judul ini. Semua cerita ini berawal dari sebuah bab yang hilang dan tidak pernah aku tuliskan di blog ini sebelumnya. Alias sebenarnya pernah aku rahasiakan, tapi kini dengan asiknya malah aku paparkan.

Agustus 04, 2012

MasterChef Indonesia

Diposting oleh Sabita Normaliya di 09.19 2 komentar
Sore ini disela-sela waktu senggangku, aku tiba-tiba ingat akan suatu hal yang ingin aku tuliskan disini. Kalian pastinya sudah familiar dengan program disebuah stasiun televisi swasta yang menyajikan kompetisi masak, bukan? Iya benar sekali namanya adalah "MasterChef Indonesia".

Sesion pertama aku kurang tertarik dengan acara ini, entahlah, mungkin aku tidak terbiasa mengikutinya dari awal. Tapi tiba-tiba saja di sesion yang ke dua ini, aku mendadak suka dan bahkan getol mengikutinya. Aku rela berada di barisan paling depan ketika tayangan ini akan segera dimulai. Bukan tanpa alasan aku melakukannya karena aku ingin melihat kreativitas peserta dalam mengolah bahan masakan. Maklum saja karena kelak aku ingin menjadi chef minimalnya untuk suami dan juga anak-anakku.

Juli 28, 2012

Letter to Him

Diposting oleh Sabita Normaliya di 16.15 2 komentar
Malang, 28 Juli 2012

Assalamualaikum, 
Sudah lama ya aku tidak memberitahu bagaimana kesibukanku sekarang. Maaf, aku selalu berdalih dengan kesibukanku sendiri, walaupun sebetulnya aku punya banyak sekali waktu untuk hanya sekedar menuliskan ini kepadamu. 

Hai, hallo, bagaimana kabarmu disana? Aku selalu berharap kamu dalam keadaan baik-baik saja. Aku di sini juga baik, ya walaupun memang akhir-akhir ini aku sedang banyak pikiran. Bukan pikiran yang cukup berat sebenarnya, ini hanya masalah kesibukanku di kampus. Tugas kepanitiaanku membuat aku semakin sempoyongan dengan tugas-tugas yang lainnya, terlebih sekarang aku juga sedang mencoba usaha jualan coklat. Maaf ya aku terlambat menceritakan ini kepadamu. 

Alhamdulillah bulan Ramadhan ini aku sedang ramai pesanan, dan sebetulnya aku ingin mengirimkan satu paket ke kamu, hanya saja sampai detik ini aku belum juga tahu dimana kamu. Tapi tenang, kelak aku pasti akan membuatkan coklat spesial untuk kamu.

Juli 26, 2012

bukan "t i d a k" , tapi "b e l u m"

Diposting oleh Sabita Normaliya di 10.25 0 komentar
Setelah cukup lama aku tidak menampakkan diri, kini aku kembali lagi, Kawan. Kembali dengan sesuatu yang tak mampu aku tuturkan tapi terasa kuat aku rasakan. Jadi lagi-lagi menulis adalah caraku untuk mengungkapkannya.
***

Liburan semester cukup panjang dan membosankan. Hari-hariku hanya bertemankan bingung dan bingung. Walaupun memang di awal liburan aku sudah cukup senang bisa berlibur ke Bali bersama dengan adikku. Tapi hal itu nampaknya hanya sebagai penyamar kepenatan sementara, selepasnya setelah aku kembali ke Malang, aku bosan lagi dengan sekelumit aktifitasku.

 Mungkin tidak banyak dari kalian yang tahu siapa aku dan bagaimana aku di kampus. Jelas saja karena aku jarang menuliskannya secara mendetail. Terlebih masalah jurusanku. Jujur, kufikir hal itu kurang menarik untuk aku singgung dalam setiap tulisanku. Namun, nampaknya kali ini hal itu menjadi hal yang paling sering menghantui pikiranku. Kalian tahu kenapa? Bahkan sampai detik inipun ketika aku akan masuk tahun ajaran baru di semester lima "5", aku belum menemukan siapa aku kelak dan belum pula menemukan apa itu bahagia berada di jurusan ini. Rasanya miris sekali. Aku sedih dengan diriku yang seperti ini. Sementara biaya kuliah yang mencekik dan ayahku harus banting tulang untuk membayar uang semesteran, aku malah seperti ini. Ini bukan mauku jika memang pada akhirnya hingga detik inipun, aku masih saja merasakan hal yang sama seperti awal aku menginjakkan kaki di jurusan ini. Keperawatan memang bukan impianku, dan bahkan di dalam list mimpi besarkupun tidak pernah ada. Tapi ketika kenyataan membawa langkahku pada jalan ini, bukan tanpa alasan dan bukan pula tanpa sebab. Aku tahu bahwa disetiap hal yang Tuhan berikan kepadaku, itu terdapat rencanaNya yang luar biasa.

Aku termenung dalam sendiriku, menatap sekelilingku, meraba hati nurani dan berkata dalam hati, "bukan tidak, tapi belum" untuk mencintai dunia ini, tapi pada saatnya nanti aku pasti bisa mencintainya sepenuh hati, seperti apa yang masih tertinggal dalam sepenggal mimpiku dimasa lalu.

Juni 20, 2012

Sebuah Kisah Tanpa Akhir

Diposting oleh Sabita Normaliya di 15.36 12 komentar
Perjalanan di depan masih sangat panjang. Jauh, dan tidak pernah terlihat. Cahaya setitikpun bahkan juga tak nampak. Aku hanya terpaku termangun menatap apa yang akan terjadi kepadaku kelak. Terus berjalan, berlari, merangkak dan terus berlalu tanpa penah sedikitpun kubiarkan waktu untuk aku berhenti dalam diam. Dan masa lalu telah menjadi barang bukti bahwa jalan ini, jalan yang aku lewati sekarang, cerita ini adalah bagian dari perjalanan itu. Faktanya, kini aku menjadi seseorang yang jauh lebih baik dari waktu itu.

Cinta adalah satu bagian dari perjalanan itu. Aku pernah tertawa, aku pernah menangis, dan begitu asam manisnya hingga semua rasa itu mustahil akan aku lupakan. Sebuah awal cerita itu kubiarkan terjadi ketika aku masih duduk di bangku SMA.
Ketika aku berbicara tentang cinta, aku selalu mengartikannya dengan bahasaku sendiri bahwa cinta itu adalah sebuah rasa yang tak nampak, rumit dan begitu mencekam siapa saja yang terjebak di dalamnya. 
Bagiku cinta adalah sebuah anugerah yang tidak semerta-merta hadir dan membawa bahagia. Tapi cinta hadir dan berlalu dengan kisahnya yang menyayat hati. Kini hanyalah perih yang tersisa walaupun terkadang aku tidak lantas tahu apakan kisah itu sudah berakhir? Kufikir tidak akan pernah.
Ceritaku di masa lalu telah banyak membuat aku belajar. Belajar menjadi sesuatu yang lebih dari apa yang hanya bisa aku banyangkan. Aku bisa melewati klimaks dari cerita pahit itu. Aku telah berhasil melaluinya dengan berjuta peluh, beribu-ribu tetes air mata, tapi aku bangkit dan tidak lantas terpuruk dengan keadaan. Aku menjadi diriku yang saat ini. Tegar dalam balutan jubah kisah perih dimasa lalu, dan masih berdiri kokoh dengan pondasi yang telah aku bangun sedari dulu. 
Sebuah perjalanan yang bagiku bukan perjalanan mudah. Tapi sekali lagi aku telah berhasil melewatinya walaupun aku juga tidak lantas tahu apakah kini kisah itu telah berakhir.

Juni 18, 2012

Prestasi Adik Tercinta

Diposting oleh Sabita Normaliya di 22.27 0 komentar
Seorang gadis 14 tahun yang kufikir sangat hebat dalam prestasinya. Ia memulai karirnya sekitar tahun 2005, dengan bergabung di club renang Oscar FC, kini ia harus berbangga karena telah menorehkan banyak tinta prestasi. Gadis belia yang memiliki nama asli Tirsa Ayunda Rahmania ini adalah adik kandungku. Seorang adik yang cukup menyebalkan memang, tapi selebihnya aku sangat menyayangi dia. Dan pastinya aku bangga memiliki adik seperti dirinya.
800 meter surface monofins
Sabtu, 16 Juni 2012, sebuah ajang bergengsi tingkat provinsi telah membuktikan bahwa adikku mampu bersaing dengan ratusan peserta lainnya dengan menggondol 5 medali perak dari 6 lomba yang ia ikuti. Sebuah kebanggaan yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Aku melihat betul perjuangannya menakhlukkan dinginnya medan yang harus ia tempuh untuk sampai ke garis finish. Letihnya latihan fisik yang harus ia geluti setiap harinya serta sakitnya kaki karena harus menopang beratnya alat yang ia kenakan untuk menyelam. Tapi semua perjuangan dan usaha kerasnya telah mampu membuktikan bahwa ia memang layak untuk berada diposisi ini. Tidak ada kata-kata yang lebih indah selain kata, aku bangga memiliki adik sepertimu :)

Mei 23, 2012

Aku Tak Ubahnya Wanita Biasa

Diposting oleh Sabita Normaliya di 10.44 0 komentar
Engkau tercipta begitu sempurna
Bukti Kuasa Sang Penguasa Nirwana
____________________________________________________________________________

Wanita itu berhati lembut…nalurinya sebening titik titik embun di atas daun rerumputan…bila saat mentari bersinar…airnya jatuh menetes menyerap sampai di ujung bumi…menumbuhkan berjuta bijian menjadi tunas tunas muda yang hijau bersemi…

Wanita itu berperasaan halus…kehalusannya mampu merobohkan kekerasan bukit batu yang sombong…menjadikan hatinya laksana samudera akhir dari sungai sungai yang bermuara…

Wanita itu berjiwa kesatria…ketegaran hatinya bagai barisan batu karang di bibir pantai…tak luluh dari terjangan badai yang bergemuruh…tak gentar oleh hempasan gelombang laut pasang…dan tak bergeming dari buruknya angin musim barat…

Aku terpukau…memandang di kedalaman jiwanya…
Yang indah rupawan seperti bunga-bunga mekar di saat pagi menanti sinar harapan…

Wanita itu bisa berhati keras…bagai batu pualam di malam gelap…mampu melumatkan hati para kumbang-kumbang dalam sekejap…emosinya bagai gelombang…. mampu menggulung bahtera yang dilaluinya…

Wanita itu bisa menjadi angkara…seperti api yang berlidah panjang…kobarannya menghanguskan seluruh jiwa…menjadi debu-debu yang berhamburan diterjang deru angin yang mendesing
Aku menutup mataku saat memandang jiwanya…sehalus dan sekeras itukah hatinya…???
 
Wanita laksana kembang dan api…tak akan tersulut bila bara tiada di hati….harum semerbak menyelumuti bumi…Bila kembang selalu ada di hati…

Karya : Rasull abidin, 31 Des 2011.

April 15, 2012

Berkunjung ke Panti Werdha PANGESTI

Diposting oleh Sabita Normaliya di 22.52 0 komentar
Kembali menulis dengan cerita yang baru adalah sesuatu yang selalu aku inginkan dan juga aku dambakan. Setiap kalinya aku kembali ke duaniaku ini, dunia menulisku, dunia yang aku suka dan aku cintai ini, itu berarti aku sedang memiliki bahan untuk aku bagikan. Seperti malam ini, aku ingin berbagi tentang sesuatu.

Cerita ini berawal dari satu minggu sebelumnya yang aku telah dengan semangat 45 mendaftarkan diri menjadi partisipan dalam sebuah kegiatan sosial bertemakan "Enhance The Health Quality In Elderly People". Sebuah kegiatan tahunan milik salah satu lembaga di Fakultasku yang menarik dan berkesan. Bukan tanpa sebab lain aku mengikuti kegiatan ini jika aku memang terlalu menyukainya. Seperti halnya menulis, aku juga mencintai melakukan kegiatan sosial seperti ini.

April 11, 2012

teruntuk kamu di masa lalu

Diposting oleh Sabita Normaliya di 21.49 0 komentar
Malang, 11 April 2012

Dan malam-malamku tak lagi ada bayanganmu.
Dan hari-hariku kini telah terbebas dari ragamu.
Dan bahkan kini aku sudah tak mampu lagi mengusik keberadaanmu.
Antara Malang-Bandung, terpisahkan jarak dan waktu, 
tanpa lagi ada rasa rindu  

Dee
***

April 09, 2012

Dirgahayu TNI AU Swa Bhuana Paksa Ke-66

Diposting oleh Sabita Normaliya di 17.12 1 komentar
Pagi ini aku terbangun dengan lebih santai dan merasa hidup tanpa beban. Jelas saja, karena aku tidak lagi mengasapi tikus-tikusku di laboratorium farmakologi yang notabene aku harus siap dari rumah jam enam pagi. Tidak hanya itu, aku juga tidak lagi bingung dengan persiapan kegiatan kepanitiaanku. Ok, thats all enough!!!Semuanya sudah berakhir. Sudah berakhir? Benarkah? Tidak juga sih, bahkan bisa jadi aku sekarang sedang memulai blok baru kardiologi di mata kuliahku. Tapi ini memang tujuanku berada di Fakultas Kedokteran ini. Kuliah. 

Bukan ini ceritaku sebenarnya. Aku punya sebuah cerita yang akhir-akhir ini juga menjadi sesuatu yang aku suka. Apa itu? a n g k a t a n :)

Amanah untuk Ayahku

Diposting oleh Sabita Normaliya di 15.13 0 komentar
Kali ini aku ingin menuliskan cerita tentang ayah. Tidak banyak memang, tapi aku sengaja menuliskannya beberapa paragraf saja.

Foto disamping tampan, bukan? Jawab dengan jujur, atau kalau tidak kalian nanti akan dimintanya push-up dan jalan jongkok, hehe bercanda. Kutemukan foto usang ini terpajang di dinding dekat kamarku. Ok inilah sosok ayahku yang mungkin pernah aku selipkan dalam tulisan-tulisanku sebelumnya. Namanya Awito. Seorang anak Sulung dari enam bersaudara. Sebenarnya ayah memiliki kakak perempuan, tapi sudah pulang ke rahmatullah entah kapan tepatnya, akupun kurang tahu.

Ayah dilahirkan 53 tahun yang lalu di sebuah desa kecil di tengah-tengah Pulau Jawa. Iya, tepat sekali, ayahku lahir di Klaten, Jawa Tengah. Ceritanya panjang mengapa pada akhirnya ayahku mengenakan seragamnya itu. Perjuangannya kufikir memang pantas untuk berada diposisinya sekarang. Tapi, kali ini aku tidak ingin menceritakan perjuangan ayah dari awal. Karena kufikir, cerita itu tidak akan selesai dalam satu hari saja.

Tiada lain selain kata "aku bangga" memiliki ayah sepertimu, Yah. (eh sebentar, kok aku jadi pingin nangis ya) Maaf, aku memang paling sensitif dalam hal seperti ini, terlebih jika aku ingat akan sesuatu di masa lalu ayahku.

sepenggal harap

Diposting oleh Sabita Normaliya di 07.51 0 komentar
"Belum kupunya sebuah nama yang bisa aku sebut dalam sepertiga malam itu, tapi ada sepenggal harap untuk seorang penunggang burung besi"

Maret 26, 2012

cara mereka mendidik aku

Diposting oleh Sabita Normaliya di 16.38 0 komentar
Kini usiaku sudah memasuki angka dua puluh tahun. Sudah selama ini pula aku tinggal bersama dengan mereka. Ayah dan juga ibuku. Bagaimanapun juga, berapapun usiaku nanti, aku adalah tetap anak mereka. 

Aku terlahir dua puluh tahun yang lalu. Tepatnya seperti apa, aku belum pernah menanyakannya langsung pada ibuku. Yang jelas, aku sempat mendengar beberapa cerita dari saudara-saudaraku, bahwa kelahiranku sangatlah dinantikan. Betapa tidak, aku adalah cucu pertama dikeluarga besar kakek-neneku. Maklum, ibuku adalah anak tertua dikeluarga besar ini. Dua puluh tahun berlalu, yang aku ingat hanya sepenggal cerita dikala aku sudah memasuki bangku sekolah. Menurut banyak cerita yang tidak ku tahu kebenarannya, aku ini adalah sosok bocah yang nakal. Bahkan bisa dibilang sangat nakal. Aku bisa saja terbalik dari bak tempat aku mandi, kalau tidak salah, tanteku pernah bilang hal itu terjadi ketika aku masih belum bisa berjalan. Tidak cukup hanya itu, setelah aku memasuki bangku taman kanak-kanak, kejahilan dan kenakalanku semakin menjadi-jadi. Tanteku adalah salah seorang yang sangat phobia dengan binatang melata, khususnya cicak. Karena aku sangat tahu ketakutan tanteku itu, bukan aku menjauhkannya dari hadapan tante, tapi aku malah senang mengganggunya dengan sesekali melemparkan cicak kearahnya. Dan apa kalian tahu, kejahilanku itu tidak jarang membuat tanteku jatuh pingsan.

Maret 23, 2012

Mr. Dee

Diposting oleh Sabita Normaliya di 07.59 0 komentar
Resah Dan Gelisah... Menunggu Disini
Disudut Sekolah...
Tempat Yang Kau Janjikan
Ingin Jumpa Denganku
Walau Mencuri Waktu...
Berdusta Pada Guru

Malu Aku Malu Pada Semut Merah
Yang Berbaris Di Dinding
Menatapku Curiga
Seakan Penuh Tanya... Sedang Apa Disini ?
Menanti Pacar Jawabku

Sungguh Aneh Tapi Nyata Tak'kan Terlupa...
Kisah Kasih Disekolah... Dengan Si Dia
Tiada Masa Paling Indah... Masa-Masa Disekolah
Tiada Kisah Paling Indah... Kisah-Kasih Disekolah
 
Kisah Kasih di Sekolah- Obbie Mesakh 
------------------------------------------------------------------------------
 
Deretan kalimat yang tersusun rapi di atas cukup membuat aku tergugah dan kembali ingin kemasa itu.  Masa-masa sekolah, masa putih abu-abuku. Dua tahun kukira sudah cukup lama untuk aku tidak lagi merasakan pahit manisnya cerita SMA, dan kini akupun mulai merindukannya. Disini aku tertawa, disini aku juga menangis, dan disini, ditempat ini, aku juga sempat jatuh cinta.

Februari 02, 2012

aku pernah di sana

Diposting oleh Sabita Normaliya di 20.45 0 komentar
Pagi ini aku terbangun lebih awal dari hari-hari biasanya. 05.30. Hehe bagiku ini masih pagi. Maklum ini liburan, jadinya sifat malasku kambuh. Pagi ini aku lantas terbangun karena dibangunkan ibu dan dimintai tolong mengantarkan ayah ke dokter di kantor. Kenapa lagi ayah, ucapku dalam hati sembari bangun dengan setengah hati. 

Aku bergegas mandi dan berdandan sepantas mungkin. Jelas saja, hari ini aku akan mengojeki ayah ke kantor yang notabene lingkungan militer yang disiplin. Beberapa saat berselang setelah bersiap-siap akhirnya kamipun berangkat. Kawan, apa yang ada di dalam pikiran kalian? Apa kalian tahu kalau saat itu aku harus membonceng ayahku yang tinggi besar itu? Aku tidak bisa membayangkan aku dengan motor matik mengojeki ayah ke kantor. Dengan hati-hati aku mengendarainya dan akhirnya kamipun tiba dengan selamat tidak kurang satupun di kantor ayah.

Februari 01, 2012

teman dekat ayahku

Diposting oleh Sabita Normaliya di 09.26 3 komentar
Kemarin pagi anjingku menggonggong dengan nada khasnya yang sudah aku hafal. "Ada tamu". Tanpa ragu, tanpa canggung ku langkahkan kaki dan segera melihat siapa gerangan yang berkunjung ke rumahku pagi ini. Dengan PD-nya aku yang belum mandi dan masih menggenakan piyamapun akhirnya membukakan pintu. Ternyata dua orang berseragam tentara yang tidak aku kenal. Tapi satu hal yang aku tahu, bahwa dua orang berseragam tentara itu adalah teman ayahku. Segera kupersilakan masuk dan memanggil ibu yang sedari tadi kulihat mencuci.

Januari 18, 2012

I'm in Love with My Bestfriend

Diposting oleh Sabita Normaliya di 21.34 4 komentar
I'm lucky I'm in love with my best friend
Lucky to have been where I have been
Lucky to be coming home again
"Lucky" by Jason Mraz ft Colbie Caillat

 Naksir sama sobat sendiri? Apa iya bener-bener beruntung kayak lirik lagu di atas? Sebenarnya segala sesuatu itu harus kita lihat dari dua sisi yang berbeda. Mungkin ada beberapa pihak yang mengatakan bahwa jatuh cinta dengan sahabat akan menjadi sesuatu yang menyenangkan. Tapi jangan salah, Kawan, kalau ternyata banyak pihak-pihak yang malah mengatakan sebaliknya.

Januari 17, 2012

sedetik berlalu

Diposting oleh Sabita Normaliya di 11.55 0 komentar

11:11 kurang lebih jam digital laptop menunjukkan deretan angka tersebut. Aku baru saja memantapkan dudukku kembali di depan layar laptop. Beberapa detik sebelumnya panggilan Ibu, menarik aku untuk beranjak dari kasur dan lantas menemuinya di dapur. Nampaknya colokan yang baru dibelinya ditoko alat listrik tidak sama dengan charger laptopku yang satunya. Akupun tidak tahu pasti, pikirku laptop-laptop ini memiliki charger yang sama. Tapi tanpa banyak ucap, Ibu segera kembali ke toko alat listrik dan segera menukarnya.

Mungkin untuk kalian hal ini terkesan biasa saja. Tapi bagiku? Akupun sampai tidak tahu harus berucap apa. Aku malu dengan diriku. Betapa ibu rela mondar-mandir untuk anaknya. Sementara aku? Ya Tuhan ketika aku meminta dan bersimpu di hadapanMu, aku ingin sekali menjadi manusia yang lebih baik lagi. Tapi mengapa sampai detik ini aku belum mampu? Tapi Engkau menguatkan bahu Ibuku yang semakin senja dengan kebaikan dan juga ketulusan hatinya. Tiada lain yang mampu aku ucapkan, selain kata terimakasih Ibu..

Januari 15, 2012

anak perempuan di mata orang tuaku

Diposting oleh Sabita Normaliya di 19.08 1 komentar

Kini usiaku sudah berkepala dua. Bukan usia yang muda lagi seperti dahulu manakala aku masih duduk di bangku sekolah dan menghabiskan banyak wantuku hanya untuk bermain dan juga melakukan hal-hal bodoh yang tidak seharusnya aku lakukan. Menyesal? Percuma. Menyesal hanya membuat waktuku tersita dan tidak ada yang bisa mengembalikan keadaan menjadi jauh lebih baik. Tapi sekarang aku harus berjanji pada diriku sendiri bawasannya aku harus menjadi pribadi yang lebih baik.

Masa muda tidak akan pernah terulang lagi. Masa-masa sekolah dimana kita bisa melakukan banyak hal, masa dimana kita seringkali tertawa, menangis, marah, dan bahkan sedih lantaran sakit hati. Begitu juga dengan masa sekolahku dahulu. Walaupun memang masa-masa antara aku dan juga sebagian besar temanku adalah berbeda.

Januari 13, 2012

Pengorbanan Orang Tua

Diposting oleh Sabita Normaliya di 19.08 0 komentar
Beberapa hari yang lalu aku menyaksikan tayangan televisi "Jika Aku Menjadi". Ya memang bisa dibilang kalau hampir setiap hari itulah yang menjadi tayangan televisi favoritku. Tapi, bagiku episode sore itu sangat menarik dan banyak memberikan aku pelajaran berharga. Jujur, aku sampai menitikan air mata.


Entah siapa nama bapak, ibu atau anak-anaknya, nampaknya aku sudah benar-benar lupa. Tapi yang jelas aku masih cukup ingat dengan ceritanya. "Jika Aku Menjadi" kala itu berlokasikan di Kabupaten Malang. Ya memang bisa dibilang tidak jauh dari tempat tinggalku. Bahkan dalam salah satu cuplikan ditayangkan keluarga mereka sempat mengunjungi sebuah arena wisata yang sangat dekat dengan rumahku, pemandian wendit. Ups, tapi bukan ini masalah yang sebenarnya ingin aku tuliskan di postingan kali ini. Inilah kisah hidup yang ingin aku bagikan.

Januari 09, 2012

bersepeda dengan mbah kung

Diposting oleh Sabita Normaliya di 07.33 2 komentar
Oh iya kawan, kalau mungkin beberapa dari kalian belum tahu kalau aku sangat menyukai olahraga yang satu ini, maka saat ini aku ingin sedikit berbagi tentang kegemaranku dengan olahraga bersepeda ini. 


Sebenarnya jauh-jauh hari, kami (aku dan juga mbah kakungku) sudah merencanakan akan bersepeda bersama-sama lagi. Tapi, tetap saja aku yang selalu membatalkannya dengan berbagai alasan. Kali ini agaknya aku harus merealisasikannya karena aku semakin tidak enak dengan mbah kung yang selalu menanyakan kapan kami bisa bersepeda bersama-sama lagi.

Dan memang benar pada akhirnya kamipun bersepeda bersama kemarin. Pagi hari aku sudah terbangun untuk melakukan shalat subuh. Tapi, aku memutuskan untuk tidur lagi karena bingung mau berbuat apa setelah shalat subuh. Sekitar tiga puluh menit berlangsung tiba-tiba aku mendengar suara mbah kung sudah di depan rumah. Aku segera beranjak dari kasur dan lekas ganti baju. Setelah aku siap, begitu juga dengan sepeda-sepeda kami, maka kini saatnya kami berangkat untuk mengayuh sepeda itu.

Januari 02, 2012

Hijab

Diposting oleh Sabita Normaliya di 17.51 1 komentar
 Berdasarkan hasil searchinganku di google, hijab (bahasa Arab: حجاب ) adalah kata dalam bahasa Arab yang berarti penghalang. Pada beberapa negara berbahasa Arab serta negara-negara Barat, kata "hijab" lebih sering merujuk kepada kerudung yang digunakan oleh wanita muslim. Namun dalam keilmuan Islam, hijab lebih tepat merujuk kepada tatacara berpakaian yang pantas sesuai dengan tuntunan agama.

Ok, Kawan, disini aku ingin sedikit berbagi cerita. Sebuah cerita yang ini adalah cerita tentang diriku sendiri. Aku sendiri tidak begitu ingat kapan tepatnya aku memutuskan untuk memilih jalan ini. Jalan untuk diriku menjadi lebih baik, InsyaAllah semoga demikian. Aku memutuskan untuk mengenakan jilbab.
 

Kembang Gula Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea