Januari 09, 2012

bersepeda dengan mbah kung

Diposting oleh Sabita Normaliya di 07.33
Oh iya kawan, kalau mungkin beberapa dari kalian belum tahu kalau aku sangat menyukai olahraga yang satu ini, maka saat ini aku ingin sedikit berbagi tentang kegemaranku dengan olahraga bersepeda ini. 


Sebenarnya jauh-jauh hari, kami (aku dan juga mbah kakungku) sudah merencanakan akan bersepeda bersama-sama lagi. Tapi, tetap saja aku yang selalu membatalkannya dengan berbagai alasan. Kali ini agaknya aku harus merealisasikannya karena aku semakin tidak enak dengan mbah kung yang selalu menanyakan kapan kami bisa bersepeda bersama-sama lagi.

Dan memang benar pada akhirnya kamipun bersepeda bersama kemarin. Pagi hari aku sudah terbangun untuk melakukan shalat subuh. Tapi, aku memutuskan untuk tidur lagi karena bingung mau berbuat apa setelah shalat subuh. Sekitar tiga puluh menit berlangsung tiba-tiba aku mendengar suara mbah kung sudah di depan rumah. Aku segera beranjak dari kasur dan lekas ganti baju. Setelah aku siap, begitu juga dengan sepeda-sepeda kami, maka kini saatnya kami berangkat untuk mengayuh sepeda itu.


Pagi yang cukup dingin sekitar pukul 05.30, seperti menusuk tulang-tulang rusukku. Tapi pagi ini aku sangat semangat untuk terus mengayuh kemanapun sepeda ini akan melaju. Aku tetap berada di belakang mbah kung, karena jujur aku tidak tahu pasti kemana putaran roda sepeda ini akan membawa aku dan juga mbah kung. Jalanan mulai memberitahukan aku kemana langkah ini akan menuju. 

Aku masih saja bersemangat untuk terus dan terus mengayuh sepedaku. Sampai pada akhirnya jalanan yang mulai menanjak membuat otot-otot kakiku mulai menegang dan terasa cukup lelah. Sesekali mbah kung menanyakan aku apakah aku lelah. Tapi, aku mengatakannya tidak. Karena benar saja kalau aku memang belum terlalu lelah. Perjalanan masih terus kami lanjutkan. Agakya aku memang sudah mulai lelah. Jalanan naik turun, tanjakan, dan sepertinya energiku mulai banyak terkuras. 

Satu jam perjalanan kami lewati. Sekitar kilometer kesebelas yang sudah kami lewati, tiba-tiba mbah kung mengajak aku untuk menghentikan perjalanan dan beristirahat sejenak. Kusempatkan minum beberapa teguk air putih yang tadinya dibawakan oleh ibu. Kakiku mulai gemetar dan akupun memutuskan untuk turun dari sepeda. Parahnya kini pandanganku mulai gelap dan segera aku duduk di pinggir jalan karena takut aku akan terjatuh jika masih berdiri. Pandanganku memang benar-benar kabur dan aku mulai samar-samar mendengar suara mbah kung. Seketika mbah kung meminta aku untuk duduk di kursi entah rumah siapa itu. Kepalaku mulai pusing, dan kudengar mbah kung mengatakan kalau bibirku pucat dan kakiku mulai dingin. Secepat kilat mbah kung mencari toko dan membelikan aku minyak kayu putih. Langsung saja beliau menyuruh aku mengoleskan minyak kayu putih pada leher, perut, dan juga kepalaku. 

Saat itu juga mbah kung menelfon ibuku dan memintanya untuk menjemput aku. Tidak beberapa lama, ibu datang bersama dengan ayah serta membawaku pulang. Rasanya ini seperti mimpi dan aku juga merasakan mengapa aku menjdi selemah ini. Bukankah aku sudah terbiasa dengan latihan fisik yang cukup berat, ya? Tapi entahlah mungkin saat ini kondisi tubuhku sedang menurun.

2 komentar:

isadnjami mengatakan...

Wah, malah merepotkan mbahmu, Bit -__-
Cucu yang nakal :D

Sabita Normaliya mengatakan...

hah ya sapa yang bakalan tau kalo mau pingsan ^^
hoho

Posting Komentar

 

Kembang Gula Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea