Perjalanan di depan masih sangat panjang. Jauh, dan tidak pernah terlihat. Cahaya setitikpun bahkan juga tak nampak. Aku hanya terpaku termangun menatap apa yang akan terjadi kepadaku kelak. Terus berjalan, berlari, merangkak dan terus berlalu tanpa penah sedikitpun kubiarkan waktu untuk aku berhenti dalam diam. Dan masa lalu telah menjadi barang bukti bahwa jalan ini, jalan yang aku lewati sekarang, cerita ini adalah bagian dari perjalanan itu. Faktanya, kini aku menjadi seseorang yang jauh lebih baik dari waktu itu.
Cinta adalah satu bagian dari perjalanan itu. Aku pernah tertawa, aku pernah menangis, dan begitu asam manisnya hingga semua rasa itu mustahil akan aku lupakan. Sebuah awal cerita itu kubiarkan terjadi ketika aku masih duduk di bangku SMA.
Ketika aku berbicara tentang cinta, aku selalu mengartikannya dengan bahasaku sendiri bahwa cinta itu adalah sebuah rasa yang tak nampak, rumit dan begitu mencekam siapa saja yang terjebak di dalamnya.
Bagiku cinta adalah sebuah anugerah yang tidak semerta-merta hadir dan membawa bahagia. Tapi cinta hadir dan berlalu dengan kisahnya yang menyayat hati. Kini hanyalah perih yang tersisa walaupun terkadang aku tidak lantas tahu apakan kisah itu sudah berakhir? Kufikir tidak akan pernah.
Ceritaku di masa lalu telah banyak membuat aku belajar. Belajar menjadi sesuatu yang lebih dari apa yang hanya bisa aku banyangkan. Aku bisa melewati klimaks dari cerita pahit itu. Aku telah berhasil melaluinya dengan berjuta peluh, beribu-ribu tetes air mata, tapi aku bangkit dan tidak lantas terpuruk dengan keadaan. Aku menjadi diriku yang saat ini. Tegar dalam balutan jubah kisah perih dimasa lalu, dan masih berdiri kokoh dengan pondasi yang telah aku bangun sedari dulu.
Sebuah perjalanan yang bagiku bukan perjalanan mudah. Tapi sekali lagi aku telah berhasil melewatinya walaupun aku juga tidak lantas tahu apakah kini kisah itu telah berakhir.