Kemarin pagi anjingku menggonggong dengan nada khasnya yang sudah aku hafal. "Ada tamu". Tanpa ragu, tanpa canggung ku langkahkan kaki dan segera melihat siapa gerangan yang berkunjung ke rumahku pagi ini. Dengan PD-nya aku yang belum mandi dan masih menggenakan piyamapun akhirnya membukakan pintu. Ternyata dua orang berseragam tentara yang tidak aku kenal. Tapi satu hal yang aku tahu, bahwa dua orang berseragam tentara itu adalah teman ayahku. Segera kupersilakan masuk dan memanggil ibu yang sedari tadi kulihat mencuci.
Tidak lama berselang setelah tamu berbicara dengan ibu, ayah yang tadi kulihat masih tidur, tiba-tiba terbangun dan ikut menyambut tamu-tamu itu. Akhirnya mereka semua larut dalam pembicaraan tentang kronologi bagaimana ayahku bisa jatuh. Pembicaraan itu mulai seru dan salah seorang darinya tiba-tiba menanyakan banyak hal tentang aku. Dari balik tembok aku masih saja diam dan meneruskan pekerjaanku. Sampai pada akhirnya aku beranjak atas permintaan ayah untuk menemuinya di ruang tamu. Ya Allah bagaimana malunya aku, karena masih mengenakan piyama dan belum mandi harus menemui tamu. Bahkan parahnya aku ditanya apakah aku sudah punya pacar tau belum. Tidak ada balas ucap dari aku, hanya wajah merah menahan malu sembari bersalaman dan lantas kembali ke ruang tengah.
Kini yang aku tahu pembicaraan mereka mulai ngalor-ngidul. Menanyakan aku banyak hal, apa aku mau dengan tentara? Hmmm aku mulai bingung dan menerka-nerka. Aku mau di pasangkan dengan anaknya? Mungkinkah itu? Kurasa tidak salah, dan kurasa juga tidak benar. Tapi bagaimanapun itu benar atau salahnya aku cukup senang. Ya kurang lebih ceritaku seperti itu, Kawan. Lain kali disambung lagi.
3 komentar:
Uwooo...
Sabita~ Kamu mau dijodohkan, kah? Asyik :D
Omnya bercanda Tris ^^ hehe
tapi kalaupun benar, aku harus tahu orangnya dulu sebelum menerima iya atau tidaknya (^^)
wahaha, aku nggak komentar lebih lanjut deh karena kita nggak akan pernah tau pemikiran orang yang lebih tua :D
Posting Komentar