Januari 19, 2013

teman masa lalu

Diposting oleh Sabita Normaliya di 21.07
Sore itu, tiba-tiba ayah dan ibu membangkitkan memori masa kecilku. Sebuah kisah dimasa aku masih tinggal di asrama. Anak kolong. Iya, aku adalah anak kolong. Anak seorang tentara yang hidup dalam kesederhanaan. Salah! Lebih tepatnya hidup dalam kekurangan. Dan ketika ibu mengingatkanku tentang masa itu, mengingatkan tentang masa sulit yang kami lewati bertiga, akupun mulai tak kuasa membendung air mata. Tapi bukan itu ceritaku sebenarnya karena aku tidak ingin menghiasi tulisan ini dengan air mata.
Dulu ketika aku masih tinggal di asrama, mungkin jika aku tidak salah, usiaku masih 6 tahun. Aku cukup baik mengingat semua cerita itu. Bahkan ketika kini aku menuliskannya, masih terlintas teramat jelas dalam benak ini betapa indahnya waktu itu. Semuanya. Aku masih ingat tugu garuda tempat aku perosotan, melihat terjun payung di lapangan, menembak burung di hutan bersama dengan ayah, garasi mobil bekas yang katanya berhantu, dan teman-teman mainku. Iya... ngomong-ngomong, apa kabarnya mereka? Sudah hampir 14 tahun aku tidak lagi bertemu dengan mereka semenjak aku dan keluargaku tinggal di rumah pribadi.


Aku masih ingat dan akan terus mengingat nama-nama itu. Rendy, Galih, Erik dan Mas Guntur. Iya semua teman mainku waktu itu adalah laki-laki. Aku senang bersama dengan mereka. Dan jujur, kini aku mulai rindu dengan mereka. Apa mereka masih mengingat aku? Seperti aku yang tak akan pernah melupakan masa-masa itu. Masa termahal ketika aku masih bersama dengan mereka. Rendi yang selalu aku jadikan kelinci percobaan dalam setiap ulah nakalku. Pernah waktu itu kami berdua terkunci di dalam kamar ayahku dan parahnya adalah ketika aku menumpahkan seluruh isi minyak rambut milik ayah di atas kepala rendi. Alhasil dia nampak seperti anak kucing yang tercebur got. Sementara Erik dan Mas Guntur adalah kakak beradik. Mereka berdua sangat baik kepadaku. Meskipun aku nakal, mereka selalu mau mengalah untuk aku. Dan yang paling aku suka adalah ternyata ibu mereka sangat menyukai aku. Setiap sore setelah mandi, kami bertiga, aku, erik dan mas guntur selalu makan bersama. Tante Iwan (ibu Mas Guntur dan erik) juga menyuapi aku. Dan yang terakhir adalah Galih. Aku kurang ingat pasti bagaimana hubunganku dengan galih. Hanya saja yang aku ingat adalah kami paling senang difoto berdua.

Aku tidak tahu harus bagaimana untuk mengobati rasa rindu ini. Aku juga tidak tahu harus berbuat apa. Karena yang aku ingat hanya nama panggilannya waktu itu. Bahkan kini aku sama sekali tak ingat wajahnya seperti apa. Tapi semua cerita, semua kebersamaan itu masih tersimpan rapi dalam ingatanku. Mendadak aku ingin mengetahui keberadaan mereka. Yaaa, meskipun aku tidak bisa bertemu, mungkin aku bisa menemukan facebook atau twitternya. Tapi, tidak semudah itu karena kali ini aku benar-benar kesulitan mencari mereka. Aku tidak tahu nama lengkap mereka. Aku juga tidak tahu wajah mereka. Parah!!

Tapi, jika suatu saat nanti aku bertemu dengan salah satunya, aku pasti akan menceritakannya disini. Membagi ceritaku dengan kalian :)

3 komentar:

estitika er zulfa mengatakan...

semoga bertemu dengan teman" masa kecilmu yaa bit.
ditunggu cerita selanjutnya :)

Sabita Normaliya mengatakan...

aamiin :) berharap banget nih es, tapi aku juga ga tahu gimana caranya ya.. masak iya ikutan termehek-mehek :D

estitika er zulfa mengatakan...

haha, emang sek usum yaa bit termehek" itu.:p
sperti kata tulisnmu bit, khan bisa nyari lewat sosial media.
hmm, coba tanya aja sama orang tuamu, barangkali masi ada yg berhubungan sama salah satu orang tua temenmu bit.

Posting Komentar

 

Kembang Gula Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea