Desember 23, 2011

arti pulang kampung

Diposting oleh Sabita Normaliya di 08.29

Setiap minggu di akhir pekan, setiap kali ada libur kuliah, meskipun itu hanya dua hari atau bahkan mungkin satu hari, itu adalah spesial dianggapan banyak teman kuliahku. Tapi buatku, semuanya tetap saja sama. Memang, bagiku libur ataupun tidak intinya ya tetap saja tidak ada hal lain yang bisa aku kerjakan selain nonton TV, kerumah mbah uti, atau paling-paling nongkrongin laptop sampai berjamur. Kalau toh mau hangout paling juga ke Mall, dan bagiku itu cukup membuatku bosan. Sebetulnya aku juga ingin mendapatkan suasana baru yang intinya dapat merefresh otak yang sudah cukup disibukkan dengan kepenatan selama berada di kampus.

Seperti halnya beberapa hari ini jadwal kuliahku sedang longgar dan boleh dibilang ada cukup banyak hari untuk berlibur, ya walaupun memang hanya empat hari. Sebetulnya jauh-jauh hari aku dan juga adikku sudah merencanakan untuk berlibur ke Jogja, tapi ya sama seperti biasanya, "BATAL". Aku tidak harus menceritakan kenapa bisa batal, bukan? Hehe lupakan saja. Sebagian besar temanku sudah disibukkan dengan jadwal kereta, dengan bis di terminal yang mulai padat dan intinya adalah mereka ingin segera kembali ke kampung halaman. Tapi, disisi lain mata uang koin aku juga menemukan beberapa temanku yang masih bertahan di Malang walaupun libur bisa dibilang cukup panjang. Bahkan ada juga salah seorang temanku yang harus tetap bertahan dan merayakan natal seorang diri di Malang. Bukankah, potret seperti ini yang harus membuat aku membuka mata dan bersyukur dengan apa yang aku miliki walaupun terkadang itu tidak adil buat aku? 

Terkadang aku merasa ada hal yang kurasa tidak adil, tapi bukankan contoh disekitarku sudah cukup membuat aku membuka mata bahwa aku jauh harus bersyukur, bukan? Ok, Kawan. Apapun yang ada di hadapan kalian, sama halnya seperti aku, kita harus tetap berucap syukur walaupun harus berdiam diri di Malang dan memendam rindu keluarga di kampung halaman.

2 komentar:

isadnjami mengatakan...

Setuju ^_^
Makanya aku selalu bilang sama anak-anak untuk nggak gampang mengeluh ketika nggak bisa pulang karena mereka harusnya membandingkan diri dengan kami yang nggak pulang kalo nggak idul Fitri atau semesteran. Setelahnya, aku sendiri juga berpikiran hal yang sama. Kalo mereka membandingkan diri ke kami, lalu kami harus membandingkan diri ke siapa? Jawabannya adalah orang-orang yang sudah nggak punya keluarga untuk dijenguk. Mereka pasti lebih sedih lagi dibandingkan kami. Makanya, kamu juga harus pandai bersyukur selagi masih bisa satu rumah dengan keluarga :)

Sabita Normaliya mengatakan...

benar Tris...
aku di kulaih ini banyak dapat pelajaran penting dan berharga.

malah ada dulu teman satu armadaku yang rumah dia di aceh, waktu PK2MABA dia sakit keras samapi opname di RS, dia gak mau bilang orang tuanya karena ia takut menjadi beban karena sekolah jauh ini biaya juga gak sedikit, eh malah ditambah pakai sakit pula.

dan sedari awal ia menginjakkan kaki di malang, 2010 yang lalu, sampai saat ini InsyaAllah dia belum pernah pulang kampung atau pula orang tuanya menjenguk ia ke Malang.

iiih, rasanya aku pingin nangis deh kalau liat dia itu.

Posting Komentar

 

Kembang Gula Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea