Desember 24, 2011

Letter to Him

Diposting oleh Sabita Normaliya di 00.18
Surat-Surat Di Masa Lalu
Hmmm, menulis surat? Kenapa tidak. Kawan, adakah kalian tahu sesuatu? Ok jika kalian belum tahu, maka aku akan memberitahukan hal itu pada kalian. Sedari aku duduk di bangku SMP aku mulai suka menulis surat untuk teman-temanku. Memang sih aku tidak mengirimkannya secara resmi melalui kantor pos, tapi aku sering melakukanya untuk sekedar curhat ataupun untuk menegur atas kesalahan satu sama lain. Mungkin ceritaku ini terdengar cukup aneh, akupun juga menyadarinya, tapi dibalik keanehan yang aku lakukan itu, ternyata aku mulai menyukai dengan keadaan itu. Aku pun mulai terbiasa menyampaikan apa yang tidak mampu aku ucapkan dalam bentuk tulisan. Sampai pada akhirnya sebuah surat ucapan maaf aku tulis untuk pertama kalinya semasa aku duduk di bangku SMP. Surat itu kutulis sebagaimana perasaan yang aku rasakan jika tahun terakhirku di SMP belum bisa membuahkan prestasi yang terbaik. Aku gagal. Tapi betapa hatiku merasakan kekuatan yang luar biasa ketika aku mendapatkan surat balasan dari pelatih paskibraku itu. Beliau mengembalikan semangatku untuk tidak lantas terpuruk dengan kegagalan dan merasa terus bersalah dengan masa lalu.

Kegemaranku untuk menuliskan surat ternyata tidak hanya terputus hanya sampai disitu. Ketika aku mulai beranjak ke SMA, ketika sebuah perasaan yang mulai naik turun, sebuah perasaan yang lagi-lagi tidak mampu aku ucapkan dalam bentuk kata-kata, aku pun kembali menulis surat itu. Tapi, sayangnya ketika aku SMA, aku menjadi seorang penakut. Aku hanya menuliskan surat itu tanpa ada sedikitpun keberanian untuk memberikannya. Dan samapi kini, surat itu masih tetap terjaga rapi kusimpan dan setiap kali aku membacanya lagi, ada rindu untuk kembali ke masa lalu. Itulah ceritaku di bangku SMA.

Selepas SMA aku melanjutkan studiku di bangku kuliah. Disini aku menemukan sosok yang lagi-lagi aku belum bisa menceritakan pada kalian, Kawan. Cukup aku saja yang tahu. Yang kalian tahu, aku cukup bahagia ketika bisa mengaguminya dengan caraku sendiri. Kawan, aku ingin menuliskan sebuah surat untuk dia, tapi ketika surat itu nantinya aku selesaikan, mungkin satu yang menjadi masalahku adalah tidak punya cukup nyali untuk memberika kepadanya. Ya, ya, ya, mungkin surat itu nantinya akan menjadi pelengkap dalam satu bagian penyempurna kisahku dalam Amplop Merah Jambu...

0 komentar:

Posting Komentar

 

Kembang Gula Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea